Sabtu, 08 Februari 2014

Bosan

Rindu berjuang demi seseorang yang memberi kehilangan buat kita boleh, kan?

Saat menulis ini aku sedang duduk di meja belajar ditemani setumpuk tugas matematika yang harus selesai nanti malam. Adakalanya manusia merasa jenuh atas kegiatan yang menguras pikirannya. Sebentar-sebentar aku lirik lembar kerja-ku, ada secuil rasa takut jika nanti aku menyerah untuk tak menyelesaikannya. Sudah menjadi penyakit pelajar, ya. Semoga saja tidak.

Ada yang tahu alasanku singgah disini?

Jangan jawab pertanyaan diatas jika jawabannya karena gadis malang ini sedang gelisah dan sebentar lagi akan menulis cerita cengeng.

Bukan.

Hal sebenarnya adalah ketika gadis malang ini sudah menyatukan niat menulis yang berserakan untuk mencipta kalimat indah, ceria dan tidak membuat mata rusak, tapi berantakan ketika headset yang menyumpal ditelinganya memutar beberapa playlist lagu tak semestinya.

Sedih, sekali, ya.

Terkadang, aku sendiri merasa bosan ketika melihat tulisanku sendiri. Tulisan-tulisan bodoh dan sangat amat terkesan cengeng. Barisan kalimat yang tak semestinya aku tuangkan. 

Bicara perkara 'rindu'... Ah, sepertinya hampir tidak pernah ada kata bosan untuk yang satu ini. Menulis... iya, perkara barisan kata-demi-kata yang tertuang di sini ada, alasannya hanya karena menulis adalah media ketika bibir tidak lagi mampu berucap.

Tak apa lah, yang penting aku tetep sayang kamu...

0 komentar:

Posting Komentar